Pengantar Penerjemah
Kemudian ia menangis lagi: 'Tuhanku, Engkau dilawan sekan-akan Engkau tidak melihat. Engkau tetap santun sekan-akan Engkau tidak pernah dilawan. Engkau berusaha merebut cinta makhluk-Mu dengan anugerah-Mu yang paling baik, seakan-akan Engkau perlu kepada mereka. Padahal Engkau, duhai Junjunganku, tidak bergantung kepada mereka.' Kemudian, ia rebah ke tanah bersujud.
Aku mendekati dia. Aku angkat kepalanya ke pangkuanku. Aku menangis sampai airmataku jatuh ke pipinya. Ia bangkit duduk. Ia berkata, “Siapa yang mengganggu zikirku kepada Tuhanku?' Aku menjawab: Wahai putra Rasulullah, untuk apa jerit tangis ini? Kami juga semua berbuat seperti itu. Kami melakukan maksiat, kami berbuat dosa. Ayahmu Husayn bin Ali, ibumu Fathimah az-Zahra, dan kakekmu Rasulullah saw.'
Ia menoleh kepadaku dan berkata: ‘Hai Thawus, jangan, jangan sekali menyebut ibuku, bapakku, dan kakekku. Allah menciptakan surga untuk siapa saja yang mentaatinya dan berbuat baik, walaupun dia hamba dari Afrika. Dia menciptakan neraka buat siapa saja yang menentangnya walaupun ia seorang sayyid dari Quraisy. Tidakkah kaudengar firman Allah: Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka dan hari itu tidak pula mereka saling bertanya. Demi Allah, untuk hari Esok tidak ada yang bermanfaat selain amal saleh yang kamu kerjakan.”