Ukuran arabic
بِسْمِ اللّٰهِ
Ukuran latin
Bismillâh

Go to

close

Pengantar Penerjemah

(Halaman 2)

Dengan telinganya sendiri, ia mendengar para penguasa dan ulama yang mereka sewa menghamun maki kakeknya di mimbar-mimbar Jumat. Ia tahu kalau tidak karena pedang Ali bin Abi Thalib, mimbar-mimbar itu tidak akan tegak.

Dengan matanya sendiri, Ali kecil melihat upaya pamannya Hasan as untuk menegakkan keadilan dihancur-leburkan oleh Muawiyyah. Para pengikut Hasan dipecah-belah dengan godaan dan ancaman. Seorang demi seorang pengikutnya meninggalkannya, sebagian karena takut, sebagian lagi karena dibeli.

Ketika berusia 12 tahun, Ali remaja ikut menangisi Al-Mujtaba, yang diracun oleh Ja'dah bin Asy'ats, istrinya sendiri. Ketika ia mengantarkan jenazah yang mulia untuk dikuburkan di samping pusara Rasulullah saw, ia melihat ada kelompok Muslim yang menentangnya. Ia melihat muka-muka garang dan teriak galak. Mereka bukan saja menggertak para pengantar dengan makian, mereka juga menghujaninya dengan anak panah. Ia menyaksikan ayahnya, Husayn, berusaha mengendalikan dirinya dan mengalihkan jenazah ke pekuburan Baqi'.

Dari ayahnya, ia belajar mengendalikan diri dalam menentang kezaliman. Dari peristiwa ini ia mengerti bahwa jalan yang harus ditempuh Ahli Bayt ditaburi duri pengkhianatan dari orang-orang terdekat dan anak panah kebuasan dari musuh yang jauh.